ABSTRAK

Permintaan listrik terus meningkat seiring dengan berkembangnya teknologi,terutama pada sektor industri. Pembangkit listrik konvensional merupakan penyumbang emisi terbesar pada lingkungan. Sesuai komitmen pemerintah saat ini adalah berupaya penurunan emisi dengan meningkatkan pembangunan Energi Baru dan Terbarukan (EBT). Potensi EBT yang terbesar ada berasal dari energi matahari mencapai 207,8 GW di tahun 2019. Sehingga mendorong pemanfaatan EBT berbasis energi matahari di semua sektor Industri yang berperan serta dalam peningkatan energi ramah lingkungan berbasis fotovoltaic. Latar belakang tersebut mendorong pengembangan dan analisis praktis dan pemodelan sistem Pembengkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atap yang dapat diintegerasikan bersama jaringan PLN. Tugas akhir ini menjelasakan metode desain PLTS atap menggunakan perangkat lunak K2 base system, dengan pertimbangan potensi enegri matahari (kWh/m2/hari), ketersediaan area, kapasitas komponen yang akan dibangkitkan, hingga analisis Levelized Cost of Energy (LCOE), nilai Net Present Cost (NPC),dan kontribusi PLTS terhadap sumber jaringan Hibrida EBT dan PLN menggunakan perangkat lunak Homer. Hasil dari analisis dan modelling yang telah dibuat, didapat bahwa rata-rata energi matahari sebesar 4.81 kW/m2 /hari. Dengan beban sebesar 5808 kW/hari, area yang dapat digunakan 3.140m 2 dengan modul yang dapat dipasang sebanyak 1324 pcs an menghasilkan energi 52,6 kWp. Dari hasil analisis tekno-ekonomi yang didapat, dalam setahun total energi yang dibangkitkan sebesar 756.389 kWh dengan nilai renewable fraction sebesar 33.5%.nilai NPC sebesar Rp43.680.200.000,00 dan LCOE sebesar Rp 1.050,30 dengan nilai pengurangan sebesar 5.8% dan nilai operating cost sebesar Rp 2.013.450.000.jika dibandingkan dengan yang disuplai oleh PLN sebesar 2,119,920 kWh/tahun
sedangkan pada sistem PLTS sebesar 1,502,835 kWh/tahun. Dan penurunan emisiyang diperoleh dengan penerapan PLTS sistem PLTS kurang lebih sekitar 29%.

Kata kunci: Energi Baru dan Terbarukan, Pembangkit Listrik Tenaga Surya,Levelized Cost of Energy, Net Present Cost, Renewable Fraction