Detail Cantuman
Pencarian Spesifik
Skripsi
Korelasi Kadar Glukosa Darah Puasa Dengan Kadar ADMA Pada Pasien Sindrom Metabolik di RW 01 Kelurahan Cibeber Cimahi
ABSTRAK
Sindrom metabolik adalah gangguan metabolisme yang menjadi faktor risiko Penyakit Kardiovaskular yang ditandai dengan penumpukan lemak di area perut, tingginya kadar trigliserida, rendahnya kadar kolesterol HDL (high-density lipoprotein), tekanan darah tinggi, peningkatan kadar glukosa darah puasa, dan resistensi insulin.Peningkatan kadar glukosa darah yang merupakan salah satu
kriteria sindrom metabolik berhubungan dengan penurunan produksi Nitric Oxide (NO) menyebabkan disfungsi endotel yang dapat diukur melalui kadar Asymmetric Dimethylarginine (ADMA). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi antara kadar glukosa darah puasa dengan kadar ADMA pada pasien sindrom metabolik di RW 01 Kelurahan Cibeber Cimahi. Penelitian ini menggunakan desain
analitik dengan pendekatan cross-sectional. Sampel diambil secara consecutive sampling, melibatkan 96 pasien sindrom metabolik yang memenuhi kriteria inklusi.Pengukuran kadar glukosa darah puasa dilakukan menggunakan glucometer, sementara kadar ADMA diukur dengan metode Liquid Chromatography-Tandem Mass Spectrometry (LC-MS/MS). Analisis data dilakukan dengan uji regresi
logistik menggunakan perangkat lunak SPSS. Dari total 96 pasien, 57,3% memiliki kadar glukosa darah puasa lebih dari 110 mg/dL, sementara 42,7% memiliki kadar glukosa darah puasa normal. Rata-rata kadar ADMA lebih tinggi pada pasien dengan kadar glukosa darah yang meningkat. Analisis statistik menunjukkan adanya korelasi positif yang signifikan antara kadar GDP dan ADMA (p < 0,05).
Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan kadar glukosa darah puasa secara signifikan terkait dengan peningkatan kadar ADMA, yang mengindikasikan risiko disfungsi endotel yang lebih tinggi. Hasil penelitian menunjukkan hubungan yang erat antara peningkatan kadar glukosa darah puasa dengan kadar ADMA, mengindikasikan bahwa kadar glukosa darah puasa yang tinggi dapat memicu
peningkatan risiko disfungsi endotel. Korelasi positif ini memberikan pemahaman lebih mendalam mengenai mekanisme patofisiologi di balik komplikasi kardiovaskular pada pasien dengan sindrom metabolik. Peningkatan kadar ADMA sebagai indikator disfungsi endotel memberikan bukti konkret bagaimana metabolisme glukosa memengaruhi fungsi vaskular. Penelitian ini memberikan
bukti kuat bahwa kadar glukosa darah puasa yang tinggi berkorelasi erat dengan peningkatan kadar ADMA pada pasien sindrom metabolik. Oleh karena itu,intervensi untuk mengontrol kadar kadar gula darah puasa, seperti pengaturan pola makan, peningkatan aktivitas fisik, dan terapi farmakologis, sangat penting dalam mencegah komplikasi endotelial dan penyakit kardiovaskular pada populasi dengan sindrom metabolik.
Kata Kunci: ADMA, glukosa darah puasa, sindrom metabolik
Ketersediaan
Tidak ada salinan data
Informasi Detail
Judul Seri |
-
|
---|---|
No. Panggil |
-
|
Penerbit | FK//Kedokteran-S1 : Cimahi., 2025 |
Deskripsi Fisik |
-
|
Bahasa |
Indonesia
|
ISBN/ISSN |
-
|
Klasifikasi |
NONE
|
Tipe Isi |
text
|
Tipe Media |
-
|
---|---|
Tipe Pembawa |
computer disc
|
Edisi |
-
|
Subjek |
-
|
Info Detail Spesifik |
-
|
Pernyataan Tanggungjawab |
-
|
Versi lain/terkait
Tidak tersedia versi lain
Lampiran Berkas
Informasi
Akses Katalog Publik Daring - Gunakan fasilitas pencarian untuk mempercepat penemuan data katalog