ABSTRAK

Stunting merupakan masalah kesehatan yang ditandai dengan tinggi badan anak kurang dari -2 Standar Deviasi (SD) berdasarkan kurva pertumbuhan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Malnutrisi dan infeksi kronis merupakan faktor yang dapat menyebabkan stunting.Asam lemak rantai pendek merupakan metabolit yang dihasilkan dari fermentasi serat oleh mikrobiota usus. Asam lemak rantai pendek memiliki peran dalam fungsi fisiologis tubuh manusia baik di intraintestinal maupun ekstraintestinal. Asam lemak rantai pendek terutama butirat dapat mempengaruhi integritas dinding usus, meningkatkan efisiensi penyerapan gizi dan dapat membantu dalam proses diferensiasi osteoblast dalam proses pertumbuhan tulang sehingga kadar konsentrasi asam lemak rantai pendek yang rendah secara tidak langsung dapat mengganggu metabolisme pertumbuhan anak menyebabkan anak dapat mengalami stunting. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan konsentrasi asam lemak rantai pendek pada anak stunting dan non stunting di Kecamatan Cihampelas Kabupaten Bandung Barat. Penelitian ini dilakukan secara potong lintang dengan metode analitik. Subjek penelitian ini
dikelompokkan menjadi kelompok stunting dan kelompok non stunting masingmasing kelompok terdiri dari 25 anak sesuai dengan krikteria inklusi dengan usia 36-60 bulan. Konsentrasi SCFA dianalisis menggunakan metode Kromatografi Gas-Spektrometri Massa dengan sampel yang digunakan berupa feses. Untuk mengidentifikasi perbedaan konsentrasi SCFA antar kedua kelompok mengunakan
uji statistik T Independent dan Mann-Whittney. Hasil penelitian menunjukan adanya perbedaan yang signifikan (p