ABSTRAK

Latar Belakang: Candida albicans adalah salah satu mikroorganisme yang sering menyebabkan infeksi saluran akar yang persisten karena kemampuannya membentuk biofilm yang resisten. Untuk meningkatkan efektivitas antijamur, nanopartikel kalsium hidroksida (Ca(OH)2) digunakan dengan berbagai pelarut, termasuk polietilen glikol (PEG), propilen glikol (PG), nisin, dan air distilasi.Penelitian ini bertujuan mengevaluasi pengaruh variasi pelarut pada nanopartikel Ca(OH)2 terhadap zona hambat C. albicans. Metode: Penelitian eksperimental laboratoris ini menggunakan metode difusi agar. Zona hambat terhadap C. albicans diukur pada hari ke-1, ke-3, dan ke-7. Sampel terdiri dari empat kelompok berdasarkan jenis pelarut yang digunakan, yaitu PEG, PG, nisin, dan air distilasi.Analisis statistik dilakukan untuk mengevaluasi perbedaan efektivitas antijamur antar kelompok. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa zona hambat terbesar ditemukan pada pelarut PG, yang menunjukkan kestabilan efek antijamur hingga hari ke-7. Pelarut PEG dan nisin efektif pada hari ke-3, tetapi efektivitasnya menurun pada hari ke-7. Air distilasi memiliki efektivitas yang paling rendah dibandingkan pelarut lainnya. Kesimpulan: Penambahan pelarut memengaruhi efektivitas nanopartikel Ca(OH)2 dalam menghambat pertumbuhan C. albicans. Pelarut PG memberikan hasil terbaik dengan efektivitas yang stabil hingga hari ke7, menjadikannya pilihan yang potensial dalam formulasi medikamen intrakanal.

Kata Kunci: anti jamur, Candida albicans, kalsium hidroksida, nanopartikel,pelarut.