ABSTRAK

Stunting adalah masalah gizi kronis akibat kurangnya asupan nutrisi dalam jangka panjang, terutama pada periode emas pertumbuhan anak. Salah satu faktor yang berkontribusi adalah pemberian ASI yang tidak eksklusif. ASI eksklusif berperan dalam memenuhi kebutuhan gizi bayi selama enam bulan pertama. Jika pemberiannya tidak eksklusif, bayi berisiko mengalami kekurangan nutrisi yang
dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangannya, sehingga meningkatkan kemungkinan stunting. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan riwayat pemberian ASI eksklusif dengan kejadian stunting pada balita usia 2-5 tahun di Desa Cicangkanggirang, wilayah kerja Puskesmas Cicangkanggirang,Kabupaten Bandung Barat tahun 2025.Penelitian menggunakan metode kuantitatif dengan desain case-control dan pendekatan retrospektif. Sampel berjumlah 118 balita dari 14 posyandu, terdiri dari 59 balita stunting sebagai kelompok kasus dan 59 balita tidak stunting sebagai
kelompok kontrol. Sampel kasus dipilih dengan purposive sampling sedangkan kontrol dipilih menggunakan proportionate stratified random sampling dan simple random sampling.Hasil penelitian penunjukkan dari 59 balita stunting, sebagian kecil yaitu sebanyak 15 balita (25,4%) tidak mendapatkan ASI eksklusif, sementara sebagian besar yaitu 44 balita (74,6%) mendapatkan ASI eksklusif. Sedangkan pada balita tidak stunting,sebagian kecil yaitu sebanyak 2 balita (3,4%) tidak mendapatkan ASI eksklusif,sementara hampir seluruhnya yaitu sebanyak 57 balita (96,6%) mendapatkan ASI
eksklusif. Uji chi-square menunjukkan nilai p-value = 0,002 < α (0,05), yang berarti terdapat hubungan signifikan antara riwayat pemberian ASI eksklusif dengan kejadian stunting.Disimpulkan pemberian ASI eksklusif berperan penting dalam mencegah stunting pada balita. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar bagi tenaga kesehatan dalam merancang program edukasi dan intervensi gizi untuk mencegah stunting.

Kata Kunci : ASI Eksklusif, Stunting, Balita