ABSTRAK

Latar Belakang: Maloklusi merupakan kelainan dalam posisi gigi dan hubungan rahang yang dapat mempengaruhi fungsi pengunyahan, estetika, dan kesehatan mulut. Prevalensi maloklusi di Indonesia mencapai 80%, sehingga perawatan ortodontik semakin meningkat. Perawatan ortodontik bekerja dengan menggerakkan gigi secara bertahap melalui proses remodeling tulang. Ekstrak daun katuk ( Sauropus androgynus ) mengandung flavonoid
yang berperan dalam proses resorpsi dan aposisi tulang, sehingga berpotensi mempercepat pergerakan gigi selama perawatan ortodontik. Metode: Penelitian ini merupakan studi eksperimental dengan rancangan post-test control group design. Ekstrak daun katuk dibuat di laboratorium Biokimia FK Unjani dan diberikan secara oral kepada marmut yang telah dipasangi separator ortodonti selama 15 hari. Pengukuran jarak pergerakan gigi dilakukan
pada hari ke-2, ke-8, dan ke-15 untuk mengevaluasi efektivitas ekstrak daun katuk terhadap percepatan pergerakan gigi. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak daun katuk secara signifikan meningkatkan jarak pergerakan gigi marmut dibandingkan kelompok kontrol. Kelompok dengan dosis 78,33 mg/kgBB menunjukkan pergerakan gigi yang lebih besar dibandingkan kelompok dosis 68,33 mg/kgBB dan kelompok kontrol. Uji statistik Kruskal-Wallis menunjukkan p-value < 0,05, yang menandakan perbedaan signifikan antar kelompok perlakuan. Kesimpulan: Pemberian ekstrak daun katuk terbukti berpengaruh terhadap percepatan pergerakan gigi marmut dengan meningkatkan proses remodeling tulang. Temuan ini menunjukkan potensi ekstrak daun katuk sebagai terapi pendukung dalam perawatan ortodontik untuk mengoptimalkan pergerakan gigi secara alami.

Kata kunci: Maloklusi, pergerakan gigi, remodeling tulang.