BSTRAK

Sebanyak 5-8 dari 100 anak usia prasekolah di Indonesia mengalami keterlambatan bicara. Menurut Kemenkes RI angka kejadian di Provinsi Jawa Barat menunjukan 31,8%. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Bandung menunjukan sebanyak 75 anak usia 0-11 bulan, 834 anak usia 12-59 bulan, dan 364 anak usia 5-6 tahun mengalami gangguan perkembangan bicara dan bahasa. Tujuan dari
penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara intensitas penggunaan gadget dengan speech delay. Jenis penelitian yang digunakan adalah survey analitik dengan desain cross sectional. Sampel dari penelitian ini sebanyak 35 orang anak usia 2-5 tahun di Pusat Penanganan Tumbuh Kembang Terapi Wicara Dan Terapi Okupasi My Super Kidz Bandung. Teknik pengumpulan data menggunakan kueisioner untuk menilai intensitas penggunaan gadget dan assessment perkembangan bicara untuk menilai speech delay. Penelitian ini menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan Uji Chi-square. Hasil penelitian menunjukan hampir seluruh responden (57,1%) intensitas penggunaan gadget nya tinggi, dan sebanyak 91,4% hampir seluruh anak mengalami speech delay , serta terdapat hubungan antara intensitas penggunaan gadget dengan speech delay dengan nilai signifikan 0.000 < 0,05 hal ini menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara intensitas penggunaan gadget dengan speech delay pada balita di Pusat Penanganan Tumbuh Kembang Terapi Wicara Dan Terapi Okupasi My Super Kidz Bandung.

Kata kunci : speech delay, intensitas penggunaan gadget, perkembangan bicara dan Bahasa