ABSTRAK




Latar Belakang: Karies gigi merupakan salah satu masalah kesehatan gigi yang umum terjadi pada anak usia sekolah. Pemeriksaan karies metode konvensional secara langsung merupakan metode yang dianggap akurat, namun memerlukan waktu dan sumber daya. Sebagai alternatif, telah dikembangkan aplikasi HI BOGI (Halo Indonesia Bersama Metode konvensional) yang memungkinkan skrining karies secara mandiri melalui foto intraoral. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan hasil pemeriksaan karies gigi antara metode konvensional dengan aplikasi HI BOGI Versi 1 pada anak usia 12 tahun di SDN Kota Cimahi. Metode: Penelitian observasional analitik dengan desain cross-sectional dan melibatkan 273 responden. Data dikumpulkan melalui pemeriksaan metode konvensional dan pemeriksaan menggunakan aplikasi HI BOGI Versi 1. Indeks karies yang digunakan adalah DMF- T. Uji normalitas menunjukan data tidak terdistribusi normal, sehingga analisis menggunakan Uji Mann-Whitney. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata- rata indeks DMF-T pemeriksaan metode konvensional sebesar 3,84, sedangkan melalui aplikasi HI BOGI sebesar 3,20. Uji statistik menunjukkan perbedaan yang signifikan (p = 0,021) hasil pemeriksaan kedua metode tidak setara. Rata-rata indeks DMF-T pada kedua metode berada dalam kategori sedang. Perbedaan hasil ini dapat disebabkan oleh keterbatasan teknis seperti kualitas foto, sudut pengambilan, dan keterbatasan algoritma aplikasi. Kesimpulan: Terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil pemeriksaan karies gigi metode konvensional dan menggunakan aplikasi HI BOGI. Dengan, Hipotesis nol (H0) ditolak dan Hipotesis alternatif (Ha) diterima.
Kata Kunci: HI BOGI, Indeks DMF-T, Metode konvensional