ABSTRAK

Latar Belakang: Aplikasi medikamen intrakanal pada perawatan saluran akar merupakan bagian penting dalam menentukan keberhasilan perawatan saluran akar.Salah satu bahan medikamen yang umum digunakan adalah Ca(OH)2. Bahan medikamen Ca(OH)2 perlu dikombinasikan dengan pelarut untuk melepaskan ion Ca 2+ ). Syarat medikamen intrakanal harus memiliki nilai radiopasitas yang sesuai dengan standar ISO 6876/2001 yaitu memiliki radiopasitas yang setara atau lebih besar dari ketebalan 3 mm alumunium step wedge. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi perbedaan radiopasitas Ca(OH)2 dengan menggunakan bahan pelarut PG, air distilasi, nisin, dan PEG. Metode: Penelitian eksperimental laboratoris yang terdiri dari 5 kelompok dengan masing-masing kelompok terdiri dari 3 sampel. Setiap sampel pasta nanopartikel Ca(OH)2 dengan menggunakan pelarut PG, air distilasi, nisin dan PEG dilakukan foto periapikal kemudian di analisis tingkat radiopasitasnya menggunakan ImageJ. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji Kruskall Walis kemudian dilanjutkan dengan uji Mann-whitney. Hasil: Hasil penelitian menunjukan bahwa pasta nanopartikel
Ca(OH)2 menggunakan pelarut nisin dan PEG memenuhi syarat standar ISO 6876/2001 dengan tingkat radiopasitas lebih besar dari 3 mm alumunium step wedge. Sedangkan, pasta nanopartikel Ca(OH)2 menggunakan pelarut air distilasi dan PG memiliki tingkat radiopasitas lebih rendah. Kesimpulan: Hasil penelitian menunjukan terdapat perbedaan tingkat radiopasitas pada pasta nanopartikel Ca(OH)2 menggunakan pelarut PG, air distilasi, nisin dan PEG. Hasil tingkat radiopasitas dipengaruhi oleh nilai densitas bahan yang digunakan, semakin tinggi densitas maka semakin tinggi tingkat radiopasitas.

Kata kunci: Ca(OH)2, nanopartikel, radiopasitas, pelarut