Image of Hubungan Antara Sudut Interinsisal dengan ketinggian bibir Atas (Pada maloklusi skeletal kelas II di RSGMP Jenderal Achmas Yani)

Skripsi

Hubungan Antara Sudut Interinsisal dengan ketinggian bibir Atas (Pada maloklusi skeletal kelas II di RSGMP Jenderal Achmas Yani)



ABSTRAK

Latar Belakang: Maloklusi skeletal kelas II merupakan kelainan tulang rahang atas yang lebih maju dibandingkan rahang bawah. Kelainan ini berpengaruh terhadap fungsi mulut dan estetika wajah. Pengaruh maloklusi tersebut berdampak pada gangguan kesulitan mengunyah, berbicara dan penurunan kepercayaan diri pada penderita. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan antra sudut interinsisal dengan ketinggian bibir atas pada maloklusi skeletal kelas II di RSGMP Jenderal Achmad Yani. Metode: Penelitian yang dilakukan berupa observasional analitik dengan pendekatan cross scectional. Sebanyak 53 sampel radiograf sefalometri pada pasien yang akan melakukan perawatan ortodonti dan memenuhi kriteria inklusi yang sudah ditentukan. Hasil: Menunjukan bahwa rata-rata ketinggian bibir atas 22,09 mm dan sudut interinsisal dengan kategori protrusi paling banyak ditemukan. Berdasarkan analisis korelasi Spearman rho p-value 0,366 dan nilai korelasi r -0,127 secara statistika tidak signifikan maka tidak terdapat hubungan. Kesimpulan: Bahwa tidak terdapat hubungan antara sudut interinsisal dengan ketinggian bibir atas pada maloklusi skeletal kelas II di RSGMP Jenderal Achmad Yani.

Kata kunci: Maloklusi skeletal, sudut interinsisal, bibir atas


Ketersediaan

Tidak ada salinan data


Informasi Detail

Judul Seri
-
No. Panggil
-
Penerbit FKG//Kedokteran Gigi-S1 : Cimahi.,
Deskripsi Fisik
-
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
NONE
Tipe Isi
text
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
computer disc
Edisi
-
Subjek
-
Info Detail Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab

Versi lain/terkait

Tidak tersedia versi lain


Lampiran Berkas



Informasi


Akses Katalog Publik Daring - Gunakan fasilitas pencarian untuk mempercepat penemuan data katalog