ABSTRAK

Latar belakang : Maloklusi merupakan penyakit gigi dan mulut terbanyak ketiga di Indonesia dengan prevalensi pada anak usia dini mencapai 89,9%. Salah satu pencetus maloklusi pada anak adalah kebiasaan buruk rongga mulut (oral bad habit). Oral bad habit dapat dicegah salah satunya dengan pengetahuan orang tua yang baik mengenai penyebab dan dampak dari oral bad habit tersebut. Salah satu kelompok usia yang memiliki anak usia dini saat ini adalah gen Z. Orang tua gen Z yang memiliki pengetahuan baik mengenai dampak oral bad habit diharapkan mampu membantu menurunkan prevalensi maloklusi anak usia dini di Indonesia. Metode : Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis perbedaan pengetahuan orang tua gen Z di TK Bandung Raya, TK Islam Arroyyan dan TK Islam An-Nisa sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan mengenai dampak oral bad habit pada anak. Metode yang digunakan adalah kuantitatif dengan pendekatan analitik observasional. Data dikumpulkan melalui pengisian kuesioner pre-test pada 53 orang tua yang memenuhi kriteria inklusi dan pengisian kuesioner post-test satu minggu setelah pelaksanaan penyuluhan. Uji yang digunakan untuk mengetahui peningkatan pengetahuan orang tua pada penelitian ini adalah uji wilcoxon. Hasil :Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan yang signifikan antara skor pre-test dan post-test. Persentase orang tua yang berpengetahuan baik sebelum penyuluhan sebesar 52,8% dan meningkat menjadi 98,1% setelah penyuluhan. Kesimpulan : Pemberian penyuluhan dapat berkontribusi secara
signifikan terhadap peningkatan pengetahuan orang tua siswa. Oleh karena itu, diharapkan agar orang tua dapat mengaplikasikan pengetahuan yang didapatkan dalam pengasuhan terhadap anak mereka.

Kata kunci : gen Z, kebiasaan buruk rongga mulut, maloklusi, pengetahuan