ABSTRAK

Semua komponen sindrom metabolik baik seluruhnya maupun masing-masing dapat menyebabkan terjadinya disfungsi endotel, yaitu hipertensi, dislipidemia (peningkatan kadar TAG dan penurunan kadar HDL) serta hiperglikemia. Kondisi hiperglikemia menyebabkan ekspresi permukaan VCAM-1 yang secara signifikan lebih tinggi pada kondisi hiperglikemia dibandingkan pada kondisi normoglikemia. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara kadar glukosa darah puasa dengan kadar VCAM-1 pada pasien sindrom metabolik. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2024 – Januari 2025 menggunakan metode cross sectional dengan variabel independent yang diteliti adalah kadar glukosa darah puasa dengan variabel dependen kadar VCAM-1. Populasi pada penelitian ini adalah pasien sindrom metabolik di RW 01 Kelurahan Cibeber Cimahi. Sampel diambil menggunakan metode consecutive sampling dan diperoleh 96 responden pasien sindrom metabolik dalam waktu satu bulan dan data yang diperoleh dianalisis menggunakan regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien sindrom metabolik dengan kadar glukosa darah yang tinggi adalah 57.3% dan yang memiliki kadar VCAM-1 yang tinggi sebesar 62,5%. Hasil analisis regresi logistik menunjukkan adanya hubungan bermakna antara kadar glukosa darah puasa dengan kadar VCAM-1 (p-value=0,002). Pasien sindrom metabolik dengan kadar glukosa darah puasa yang tinggi berpeluang 4.128 kali lebih besar dibandingkan dengan kadar glukosa darah puasa yang normal (OR 4,128).Peningkatan kadar glukosa darah puasa pada pasien sindrom metabolik dengan kadar VCAM-1 pada responden dengan sindrom metabolik. Glukosa yang tinggi menginduksi stres oksidatif yang menyebabkan disfungsi endotel sehinggga menyebabkan kerusakan pembuluh darah.

Kata Kunci: Disfungsi Endotel, Glukosa Darah Puasa, Sindrom Metabolik,VCAM-1, Hipertensi, Hiperglikemia, Risiko Kardiovaskuler.