ABSTRAK

Latar Belakang: Luka akibat pencabutan gigi merupakan kerusakan jaringan pada mukosa oral yang dapat mencapai lapisan lebih dalam, termasuk jaringan ikat dan tulang alveolar. Proses penyembuhan luka ini diawali dengan fase inflamasi, yang berperan penting dalam mempersiapkan jaringan untuk regenerasi. Fase inflamasi ditandai dengan aktivitas sel makrofag yang berperan utama dalam membersihkan jaringan rusak dan patogen, serta menghasilkan mediator untuk mendukung penyembuhan. Jumlah sel makrofag menjadi indikator penting dalam menilai efektivitas proses inflamasi. Seiring berkembangnya penggunaan bahan alami, ekstrak buah naga merah diketahui memiliki sifat antibakteri, antioksidan dan antiinflamasi. Kandungan ini dapat memengaruhi aktivitas sel makrofag yang dapat membantu proses penyembuhan luka pada fase inflamasi. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas ekstrak buah naga merah dalam mempercepat penyembuhan fase inflamasi luka pencabutan gigi. Metode: Metode penelitian dengan desain post test only control group design. Terdapat 27 sampel yang terbagi menjadi (K-) tanpa terapi apapun, (K+) diaplikasikan povidone iodine, (KP) diaplikasikan ekstrak buah naga merah sedalam soket gigi. Pencabutan dilakukan pada gigi insisif kiri rahang bawah kemudian perawatan diberikan selama tujuh hari pasca pencabutan gigi, dan jumlah sel makrofag dinilai secara histologis. Uji analisis data menggunakan Kruskal-Wallis dan posthoc Mann-Whitney (p ≤ 0,05), hal ini menunjukkan terdapat perbedaan bermakna dan signifikan secara statistik. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan ekstrak buah naga merah menurunkan jumlah sel makrofag rata-rata, khususnya hari kelima. Simpulan: Kesimpulan dari penelitian ini adalah ekstrak buah naga merah efektif dalam menurunkan jumlah sel makrofag, terutama pada hari ke-5, pada fase inflamasi luka pencabutan gigi.

Kata kunci: ekstrak buah naga merah, fase inflamasi, luka pencabutan gigi, sel makrofag